Wednesday, March 6, 2013

Selektif Menerima dan Menyebarkan Informasi

 
 بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Internet sudah tak bisa lepas dari kehidupan kita, duapuluhempat jam selalu online. Hal ini mengakibatkan seakan-akan kita dihujani informasi terus menerus tanpa henti. Segala jenis berita ada, yang baik, buruk, yang asli dan palsu. Berasal dari situs berita resmi sampai status di jejaring sosial. Untuk para pengguna jejaring sosial, menyebarkan informasi lewat status seakan-akan bukan menyebarkan berita (khususnya sharing situs atau page tertentu). Padahal segala jenis cerita atau keterangan mengenai suatu kejadian atau peristiwa adalah suatu berita. Bila informasi atau berita itu akurat dan bisa dipertanggungjawabkan tidak menjadi masalah. Yang menjadi masalah adalah bila berita yang disebarkan adalah palsu, dusta dan merugikan. Apalagi bila berita itu disertai dengan gambar palsu yang direkayasa untuk menakuti-nakuti umat. Na'udzubillahi min dzalik.

Panduan untuk umat Islam mengenai warta-berita ini sudah ada jauh-jauh hari sebelum internet lahir, 1400 tahun yang lalu, wahyu dari Allah Azza Wa Jalla termaktub pada surat Al-Hujurat ayat 6.

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِن جَآءَكُمۡ فَاسِقُۢ بِنَبَإٍ۬ فَتَبَيَّنُوٓاْ أَن تُصِيبُواْ قَوۡمَۢا بِجَهَـٰلَةٍ۬ 
فَتُصۡبِحُواْ عَلَىٰ مَا فَعَلۡتُمۡ نَـٰدِمِ

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.
(QS Al-Hujurat:6)


Kisah yang melatarbelakangi turunnya ayat ini:
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam mengutus Al Walid bin Uqbah bin Abi Muith untuk mengumpulkan zakat ke kampung Bani Mustholiq. Ketika akan sampai, Al Walid mendengar kabar bahwa penduduk Bani Mustholiq menolak membayar zakat dan berencana membunuh Al Walid. Maka dia segera melapor pada Nabi Sallallahu Alaihi wa Sallam, lalu Nabi Sallallahu Alaihi wa Sallam mengirim utusan ke Bani Mustholiq. Ternyata tidak benar maka turunlah ayat ini. (Islamedia)

Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam mengajarkan kita untuk mengkonfirmasi, mengklarifikasi suatu berita. Sehingga tidak akan salah tindak lanjut dari berita yang tersebar. Berita yang perlu dikonfirmasikan adalah berita penting, yang berpengaruh besar terhadap nasib seseorang, yang dibawa oleh orang fasik (muslimdaily). Tentang arti fasik, para ulama menjelaskan mereka adalah orang yang berbuat dosa besar, dan berdusta adalah salah satu dosa besar.  Berdusta termasuk dosa besar dapat dibaca pada Shahih Muslim nomor hadits 126.

Oleh karena itu kita harus berhati-hati dalam menyebarkan dan menerima berita. Bila situs tertentu memuat berita yang tidak shahih lebih baik jangan dibaca (lagi-lagi dengan merekayasa gambar yang  terlihat pedih dah kejam).  Atau bila terpaksa -terbaca- dan dengan alasan tertentu kita merasa orang lain perlu mengetahuinya maka wajib bagi kita mengklarifikasi terlebih dahulu. Bila kita tidak dapat menelusuri berita tersebut sikap yang terbaik adalah diam, tidak menyebarkannya lebih lanjut, baik itu online maupun offline.


Wallahu ta‘ala a‘lam bishawab.