Friday, April 23, 2010

Aku Masih Utuh dan Kata-kata Belum Binasa

aku bukan artis pembuat berita
tapi aku memang selalu kabar buruk buat
penguasa

puisiku bukan puisi
tapi kata-kata gelap
yang berkeringat dan berdesakan
mencari jalan
ia tak mati-mati
meski bola mataku diganti
ia tak mati-mati
meski bercerai dengan rumah
ditusuk-tusuk sepi
ia tak mati-mati
telah kubayar yang dia minta
umur-tenaga-luka

kata-kata itu selalu menagih
padaku ia selalu berkata
kau masih hidup

aku memang masih utuh
dan kata-kata belum binasa


Dari buku kumpulan puisi Aku Ingin jadi Peluru Wiji Thukul



Thursday, April 15, 2010

Flowers

Where have all the flowers gone?
-Pete Seeger-

Pictures from Marie Claire Italy March 2010 Photo by David Bellemère




Monday, March 29, 2010

FAVORITE CHILD



Tidak sengaja browsing di ehow, saya menemukan artikel yang cukup menarik -tetapi mengganggu- tentang kiat-kiat bagaimana menjadi anak kesayangan orang tua. Penulis yang tidak mencantumkan dirinya ini (psikolog-kah, orang tua-kah atau seorang anak kesayangan-kah?) memaparkan bahwa menjadi anak kesayangan itu mudah. Bersikap sopan; mendengarkan, menolong dan menyamakan kepribadian dengan orang tua; serta tidak sesumbar kepada orang lain bahwa dia menjadi anak kesayangan (bold, huh?). Artikelnya denotatif sekali (sebenarnya lucu sih). Saya pribadi, tidak bisa tidak, tidak setuju mengenai hal ini. Menghadapi kenyataan bahwa anak-anak di seluruh dunia ini tidak mendapatkan cinta yang adil dari orang tua mereka? Memang saya belum menjadi seorang ibu, namun tetap saja...

Menurut Dr. Ellen Libby dalam ulasan bukunya "The Favorite Child" di situs ini mengemukakan bahwa anak kesayangan telah menegaskan posisi dan kedudukan orang tua atau telah mengisi kekosongan yang tidak dimiliki orang tua selama hidupnya. Sebagai penghargaan kepada para anak favorit ini, orang tua mencurahkan hadiah klasik yaitu berupa perhatian yang sangat besar. Alhasil, mereka mempercayai bahwa mereka lebih dikagumi daripada anggota keluarga lain dan merasa telah memenangkan perhatian orang tua. Kepercayaan ini telah membuat mereka sangat percaya diri dan berkuasa. Mereka tumbuh dalam kepercayaan akan kemampuan untuk memberikan dampak positif di muka bumi, oleh karenanya mereka mencoba mengambil tantangan super penting seperti menyelesaikan permasalahan kelaparan di belahan dunia ketiga, perang, krisis minyak bumi, penyakit dan kemiskinan; unggul dalam kesusasteraan; olah raga dan musik.

Selain mendapatkan hujan perhatian yang luar biasa seperti dibebaskan dari tugas-tugas rumah (anak yang lain diperlakukan seperti kru backstage), mendapatkan kejutan hadiah-hadiah yang mendorong minat dan bakat si anak dan menjadi satu-satunya topik yang diangkat ke atas panggung sosial orang tua, ada efek samping berbahaya yang tidak dapat dipisahkan. Masih menurut Dr. Ellen Libby, rasa percaya diri dan perlakuan-perlakuan berlebihan akan membuat mereka tidak sensitif terhadap yang namanya konsekuensi (sudah masuk alam bawah sadar para anak kesayangan sehingga mereka tidak akan menyadari hal ini). Contoh hidup yang berkasus sekarang adalah Tiger Woods. Dia merupakan anak semata wayang, keadaan ini menjadikannya anak favorit kebanggaan orang tuanya (yang sudah lama mengidam-idamkan prestasi dalam berolah raga). Dalam salah satu konferensi pers akhir-akhir ini mengenai sejumlah affairnya, Woods mengemukakan bahwa “saya mempunyai aturan yang berbeda”. Aturan yang berlaku bagi orang lain, tidak berlaku baginya. Dia percaya dia dapat melakukan apapun yang dia mau tanpa ada yang akan mempertanyakan. Tentunya, tanpa memikirkan segala konsekuensi dari setiap tindakannya.

Perilaku Woods diatas dapat dilihat juga pada figur-figur terkenal lain mulai dari politisi sampai atlet. Mereka, tumbuh dan berkembang dengan keuntungan psikologis sebagai anak kesayangan, namun karir mereka serta merta hancur karena kepercayaan mereka dengan adanya pengecualian dalam aturan. Sebut saja Bill Clinton, John Edwards dan Mark Sanford (masih meng-quote dari Dr. Libby, saya tidak tahu keberadaan tokoh Indonesia yang sukses namun hancur yang kebetulan menjadi anak kesayangan, could you name it?).

Dialog antara anak dan orang tua secara terbuka disertai dengan mengekspresikan perasaan adalah satu-satunya jalan untuk menghindari efek negatif setidaknya mengurangi dampak perasaan terbuang, kecemburuan dan perpecahan dalam keluarga.  

Ya, bahan pelajaran untuk kita semua bila kita mempunyai tendensi untuk memfavoritkan anak (keponakan, kucing, anjing, hamster, gorila atau apapun) kita harus dapat -terlebih dahulu- membedakan antara cinta dan favoritism (pilih kasih).



Ada yang mau anaknya seperti Tiger Woods?
Food for thought!




Sumber:







PS. what did i just write?

Tuesday, March 2, 2010

Sikuai

I always wander that beach is some place (like in the Baywatch) where there are white sand, blue ocean, and blue sky but without sexy lifeguards. But it turned out that I have too much expectation for that as the commercial beach I have ever been visited was like Coldplay's Yellow-beach, very gloomy.

One of my friends, Kharisma (she already gave me another pictures), has showed me a picture of a beach which she took two years ago in Sikuai. The picture was fantastic, not forget to mention the beach. It's awesome! I think the beach where David Hasselhof took part in Baywatch wouldn't stand a chance. The blue sky, the blue ocean, white sand and the most important thing is the place is quiet.



Pictures by: Kharisma Ulan S.*

Sikuai is one of the 19 islands which administratively owned by Padang City, West Sumatera, which is exactly located in Kecamatan Teluk Kabung. It is 36, 8 kilometer square or it's equal to 40 acre. I think this would be a must place to visit. Me and my husband agree with it.

According to the sources (remember I’ve never been there), the beauty of Sikuai beach blends with the beauty of the untouched forest, perfecto!!! Beach and forest, what a combination! It confuses me whether I have to wear khaki short or swimsuit.

My dream... tired for ridding a bike surrounding the island and diving, I will lay down on the white sand watching the sun with a wind blow, drinking a coconut water and listening to Frank Sinatra's Girl From Ipanema.


Ahhhhh…


Dreamer.


 *I put writing on it (so sorry Kharisma), I can't help it... :)



Friday, February 12, 2010

Why Do Onions Make You Cry?

Tangisan Bombay*.
Istilah 'nangis bombay' mungkin meledak pada kisaran tahun 90-an (saya kurang tahu apakah pada era 60-an, nenek moyang kita sudah menggunakan istilah tersebut) sejak film-film India datang menyerbu Indonesia. Bukan filmnya yang akan saya bahas (big no), nangisnya ini yang akan sedikit saya singgung. Tidak sembarang memang, orang yang pertama kali mengenalkan istilah 'nangis bombay' dia pasti mendefinisikannya sebagai tangisan yang penuh dengan banjir air mata (mungkin kadang dihiperbola dengan istilah sesenggukan menyayat hati). Sang Pelopor pasti sudah mengetahui seluk beluk ilmiah kenapa bawang bombay berkaitan erat dengan tangisan. Saya yakin pelopor -tokoh sejarah ini- yang mengenalkan istilah nangis bombay adalah orang Kimia (walaupun saya akui istilah tersebut sangat lame-phrases). 

Bawang.
Ya, bawang menyebabkan mata perih, hidung meler dan tangisan. Tetapi, masakan tanpa bawang akan menimbulkan catasthrophe (bukan begitu Chef?). Menurut Asosiasi Bawang Nasional AS (ya, badan ini eksis dan ada) asal muasal bawang berasal dari Asia Tengah dan telah tumbuh sekitar 5000 tahun lamanya. Termasuk biji-bijian yang sudah sangat lama dibudidayakan sehingga bawang ini dapat tumbuh di berbagai kontur tanah dan berbagai iklim, mudah untuk disimpan dan tidak cepat rusak dibanding dengan sayuran lain. Warna bawang yaitu merah, putih dan kuning menunjukkan tingkat kemanisan dan rasanya. Selain penambah tekstur rasa dalam masakan, bawang menjadi sangat bernilai karena kandungan senyawa kimia didalamnya. Bawang kaya akan Quercetin, salah satu senyawa flavonoid yang berpotensi besar sebagai anti-oksidan; sumber vitamin C; B5; Kalium; Serat; Asam Folat; kandungan Natrium yang rendah dan bebas Kolesterol. Ya, untuk menikmati semua keuntungan tersebut, kita harus membayarnya dengan tangisan*.

Tangisan.
Penjelasan ilmiahnya kenapa kita menangis saat memotong bawang adalah kira-kira seperti ini. Minyak akan dihasilkan bawang jika anda memotongnya. Minyak tersebut mengandung senyawa 1-propenyl-L-Cysteine sulfoxide (ingat asam amino Sistein mempunyai rantai yang mengandung Sulfur) yang akan bereaksi dengan enzim membentuk gas belerang yang mengandung senyawa propanethiol-S-oxide (lachrymatory factor). Uap belerang tersebut bereaksi dengan air yang terdapat dalam mata kita membentuk asam sulfat, asam sulfat ini lah yang menyebabkan sensasi perih pada mata. Jaringan syaraf pada mata anda sangat sensitif dan otak menerjemahkan peristiwa ini sebagai suatu tanda iritasi yang berbahaya. Sehingga otak memerintahkan kelenjar air mata untuk mengeluarkan cairan dengan maksud untuk mengencerkan asam tersebut**. Jadi, secara tidak sadar anda menangis untuk melindungi mata anda sendiri (what a smart brain, heh? Brain is a real Chemist).  

Berikut ini adalah tahapan reaksinya (klik untuk memperjelas):



Untuk menghindari tangisan, ada tindakan preventif yang bisa dilakukan saat pemotongan, diantaranya adalah:

  • memotong bawang di dalam air (gas belerang akan terlarut dalam air sebelum mencapai mata)
  • bawang disimpan di dalam freezer selama 10 menit (suhu rendah akan akan memperlambat reaksi kimia)
  • memanaskan bawang sebelum dipotong  (suhu panas akan mendenaturasi enzim)
  • menyimpan benda dalam mulut seperti sendok atau roti (bernafas dengan mulut memungkinkan gas tidak mencapai mata) ***
  • menjauhkan kepala dari bawang (jika anda mendapatkan sudut yang pas untuk melihat pisau anda)
  • memakai kaca mata pengaman (jelas)
  • menyuruh orang lain melakukannya (sangat jelas).

Tapi, apakah mungkin jika kita menghilangkan lachrymatory factor akan menghilangkan air mata? Jawabannya, ya benar, kita bisa memotong bawang tanpa menangis. Sebuah makalah yang diterbitkan oleh Jurnal Nature menjelaskan bahwa sebuah bawang akan memproduksi lachrymatory factor jika tiga komponen ini tersedia: propanethiol-S-oxide, alliinase (enzim yang bertanggung jawab untuk rasa "bawang") dan enzim  LFS (lachrymatory factor synthase). Para peneliti menemukan bahwa jika LFS ini dihilangkan, reaksi saat pemotongan tidak akan menghasilkan lachrymatory factor. Oleh karena itu, kemungkinan bawang rekayasa genetika masa depan adalah varietas unggul dengan LFS non-aktif, rasa sama serta beberapa keuntungan menyehatkan yang akan kita peroleh dengan memotongnya tanpa air mata. Malah mungkin nanti dengan senyuman****.


Sumber:
http://www.chm.bris.ac.uk/motm/pso/psoc.htm
http://chemistry.about.com/od/chemistryfaqs/f/onionscry.htm?rd=1
http://www.silviamar.com/Documents/onion.htm
http://en.wikipedia.org/wiki/Syn-propanethial-S-oxide



**mata manusia biasa saja tidak kuat terhadap asam apalagi vampir :D
***saya masih belum paham dengan mekanismenya..
****or maybe with another tears, tears of joy! hehe..



Monday, February 8, 2010

Rosalind Franklin



Rosalind Franklin lahir di London 25 Juli 1920, meninggal di kota yang sama pada 16 April 1958. Salah satu ilmuwan wanita yang disegani dan penuh kontroversi. Bagi para mahasiswa yang mengambil mata kuliah Kimia Organik dan Biokimia, pasti sudah tidak asing lagi dengannya. Dialah ilmuwan kunci dalam penelitian dan penemuan struktur DNA (asam deoksiribonukleat) yang kita kenal sekarang ini. Sejarah penemuan yang penuh dengan kompetisi dan intrik, seperti diceritakan pada buku The Double Helix karangan James Watson dan Rosalind Franklin and DNA karangan Anne Sayre (saya akan mencari versi e-Booknya bila ada).  

Franklin* termasuk salah satu wanita yang berani mengambil pendidikan tinggi pada masa itu. Mengingat ayahnya tidak terlalu paham akan persamaan gender, sehingga Franklin disarankan menjadi pekerja sosial. Kekangan inilah yang menurut saya memicu Franklin berusaha menonjol dalam pendidikannya. Franklin ingin menunjukkan eksistensinya sebagai wanita yang diakui di kalangan akademis Eropa. Karirnya selepas kuliah menanjak dan cemerlang.

Awal ketertarikan Franklin terhadap struktur dimulai saat dia bekerja memperdalam teknik difraksi X-ray di Paris. Setelah tiga tahun dia kembali ke London dan bekerja di tempat dimana dia berkenalan dengan DNA yaitu di Laboratorium John Randall di King College, London. Awalnya, Franklin tidak terlalu menikmati bekerja dengan DNA. Saat Randall memberinya tanggung jawab untuk meneliti DNA, baik Franklin maupun Maurice Wilkins (partnernya) tak seorang pun yang mengerjakannya. Wilkins pergi saat itu dan dia merasa seolah-olah Franklin adalah asistennya. Dari sinilah konflik itu dimulai. Andai saja, Wilkins mau bekerjasama dengan Franklin, kemungkinan nama penemu yang tertulis pada buku-buku Kimia Organik adalah Rosalind Franklin dan Maurice Wilkins bukan Watson dan Crick.

Minat dan keseriusan Franklin terhadap DNA berkembang, menggunakan ilmu yang dia pelajari selama di Paris yaitu teknik difraksi X-Ray, Franklin membuat foto X-Ray DNA. Dari sinilah kita semua tahu bahwa struktur DNA adalah double-helix (yeah, sangat sulit sekali bila kita harus menggambarnya). Foto buatan Franklin ini dengan segaja dikirimkan oleh Wilkins kepada James Watson dan Francis Crick di Universitas Cambridge. Setelah melihat foto-foto itulah Watson dan Crick melengkapi karya dan mempublikasikannya di jurnal internasional Nature. Walaupun, memang setelah itu karya Franklin juga dimuat di jurnal yang sama sebagai artikel pendukung, tetapi -tetap saja- penghargaan buat Franklin saat itu dirasa sangat kurang. Wilkins, Watson dan Crick mendapatkan penghargaan Nobel pada tahun 1962, empat tahun setelah Franklin meninggal pada usia 37 karena kanker rahim.


*She's chic, pretty, very smart, noble lady, Watson call her Rossy (clearly that he jealous of her)









Sumber:
http://www.sdsc.edu/ScienceWomen/franklin.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Rosalind_Franklin

Friday, January 22, 2010

Kawah Putih

Kawah Putih (white crater) is a lake located at Mt. Patuha, Southern Bandung. What is the most interesting about this place is the colors. Sometimes it turns pale turquoise and in another time, as it name says, white. The view is soooo very much greaaatttt!! Very sublime. Kawah Putih can be easily reached by car through Ciwidey. In far south Bandung, everything becomes greener, breathable, faraway from the gases (except for the sulphur), free, calm, cool, peace, the right destination place to spend a romantic time with your lover one*.





 Pictures by Kharisma Ulan Suci**


* A great landscape for Marshall-Lily outdoor wedding ceremony (without buffet :D)
** You could see many of her great pictures in Facebook, add her!