Monday, June 24, 2013

TAWAKAL

Kita tak dirancang untuk menyelesaikan masalah sendiri
Tapi setiap masalah, keinginan dan yang ditakuti harus jadi jalan untuk mendekat kepada Yang Maha Tahu dan Maha Kuasa atas segalanya

Kita ini hamba, lemah bila tak dikuatkan-Nya
Bodoh kecuali diberi sepercik ilmu-Nya
Miskin kecuali dititipi sedikit dan sebentar oleh-Nya
Bingung kecuali ditunjuki-Nya

Maka jangan terlalu lama dan dalam bila berpikir, segeralah "bungkus" dan serahkan kepada-Nya

Niscaya akan dibimbing suasana hati, ide dan gagasan, dituntun harus apa dan kemana.. semua pertolongan hanyalah milik-Nya

"Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah maka baginya jalan keluar dan didatangkan rizki/pertolongan dari arah yang tidak disangka sangka" ( Qs ath thalaq 2) 

(Aa Gym)

Dan apabila dia datang berjalan...


Thursday, June 13, 2013

Mengagumi CiptaanNya

Kita tidak bisa menyelami bagaimana kebesaran Dzat Allah Azza wa Jalla, keberadaanNya tidak dapat dipikirkan oleh akal kita yang lemah dan kerdil ini. Untuk mengenali kebesaran DzatNya kita dapat melihat ciptaanNya. Melihatnya, mendengarnya, merenungkannya, semoga kita termasuk ke dalam kaum yang berpikir(1).

Mengagumi segala ciptaan Allah Ta'ala akan mempertebal keimanan, sejenak kita akan menyadari bahwa kita sangat kecil, tak berarti apa-apa, bahwa ada Yang Maha Besar yang Menciptakan dan Mengatur segalanya dengan sangat sempurna. Rutinitas sehari-hari kadang melupakan kesadaran seperti ini. Untuk mereka para mukmin sejati, yang sebenar-benarnya berada dalam keimanan, seperti para Sahabat Radiallahu anhum pasti berbeda, setiap langkah mereka adalah syukur dan sabar. Sedangkan kita di akhir zaman ini, selalu lebih condong ke arah kelalaian, kemaksiatan dan kufur terhadap segala nikmat sehingga Kebesaran Allah Ta'ala di depan mata pun hanya kita anggap hal yang biasa. Astaghfirullah ...


Salah satu cara untuk mengembalikan keimanan dan ketaatan -selain memperbanyak ibadah dan amal sholeh- adalah mengagumi ciptaanNya. Pengalaman untuk mengagumi ciptaanNya ini yang kemudian akan memunculkan kesadaran, rasa syukur yang teramat dalam dan dzikir yang tak habis-habis.

Apakah yang kita rasakan dan kita ucapkan dalam hati saat benar-benar berada di tempat seperti foto-foto dibawah ini?

Moraine Lake_Banff National Park_Canada
Arabian Dessert
Arctic
Tropical Forest_Australia
Lake Königssee_Berchtesgaden National Park_Germany
Keukenhof_Netherlands
Aurora Borealis

Bagaimana rasanya bila kita berada ditempat-tempat diatas? Melihat, mendengar, mencium dan merasakan segala keindahan Allah Ta'ala tersebut dalam keheningan? Hanya ada syukur yang tak habis-habis, hanya ada dzikir yang tanpa henti. Kesadaran yang benar-benar sadar bahwa semuanya adalah ciptaan Allah yang Maha Khalik. Bahwa Allah adalah Pencipta dan kita adalah MahlukNya.

Rasulullah صلى الله عليه وسلم‎ mengabarkan kepada kita bahwa dunia itu sungguh hijau dan manis(2), penuh dengan segala kelezatan dan keindahan beraneka warna, sebagai nikmat dan ujian bagi kita semua(3). Semoga kita selalu mendapatkan setiap detik kesempatan untuk mengagumi dan memikirkan seluruh ciptaanNya dimana dan kapan pun kita berada. Tidak dibatasi oleh label perjalanan pariwisata atau yang semacamnya, semoga kita diberikan hidayah taufik sehingga kita selalu bersyukur dan berdzikir saat melihat dan mendengar apapun, hal besar maupun hal kecil.

Dan, Surga jauh-jauh lebih indah dari dunia yang hijau dan lezat ini...




 (1) QS: Al-Baqarah: 164
 (2) Sesungguhnya dunia itu adalah manis rasanya dan hijau (enak dipandang mata). Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’aala menjadikan kamu khalifah di dalamnya, maka Allah Ta’ala memandang kepada amal kamu. Bertaqwalah kamu terhadap dunia dan wanita, karena sesungguhnya fitnah yang pertama kali menimpa Bani Israil adalah dalam urusan wanita” (HR. Muslim)
 (3) QS: Al-Kahfi:7




 

Wednesday, June 12, 2013

Anak adalah Amanah

Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (QS: Alfurqon 74)


Anak. Anak adalah anugerah terindah, anak adalah amanah dari Allah Azza wa Jalla. Setiap dari kita adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya. Sebagai orang tua kita wajib mensyukuri kehadiran mereka dengan cara merawatnya, memeliharanya dan mendidiknya dengan benar, menuntun mereka menuju Surga. 

Allah Azza wa Jalla mengeluarkan anak pertama kali sebagai bayi yang lemah, yang tidak mampu berbuat apa-apa, yang lucu, yang lembut, yang telah diciptakan sedemikian rupa oleh Allah dengan sebagus-bagus bentuk, namun kenapa banyak yang menyia-nyiakannya?
Astaghfirullah...

Allah Azza wa Jalla menciptakan dan memelihara mahluk-mahlukNya, memberikan penjagaan kepada setiap yang bernyawa, namun kenapa manusia dewasa ada orang tua  yang malah menyia-nyiakan mahluk yang Allah Azza wa Jalla sudah titipkan ini? Astaghfirullah ...

Ya Allah, wahai Dzat yang Maha Pengasih dan Penyayang, kami berlindung kepadaMu dari kejahatan nafsu kami, dari keburukan amalan dan hati kami, jadikanlah kami sebagai orang tua yang amanah, yang dapat merawat, membesarkan, mendidik anak kami yang sesuai dengan tuntunanMu. Wahai Dzat yang Maha Pelindung, lindungilah bayi-bayi dan anak-anak diseluruh dunia ini, curahkanlah Kasih Sayang dan PerlindunganMu melalui orang tua dan keluarga mereka, jadikanlah mereka tumbuh berkembang dengan baik, yang kelak mendapatkan hidayah dan taufik serta takdir yang baik. Jadikanlah mereka selalu ada dalam keselamatan, kesehatan dan peliharalah jiwa-jiwa mereka ya Allah, sebagaimana Engkau memelihara jiwa-jiwa orang yang sholeh. Sesungguhnya Engkau Dzat yang Maha Memelihara dan Melindungi. Aamiin..


*This writing is a tribute to beautiful lovely newborn baby boy lodged in the sewage pipe in Jinhua, Zhejiang province, China, May 28, 2013. Semoga Allah Azza wa Jalla selalu melindungi bayi tersebut, Aamiin..
 




Tuesday, May 28, 2013

Kita Harus Meneladani Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasalam, bukan meneladani Artis




Assalamu alaikum wa rahmatullah,

Manusia itu hidup dengan meniru, dari kecil hingga tua, proses meniru yang terus-menerus dan berkesinambungan. Kita meniru orang berbicara, menulis, makan, minum, berjalan, menulis status, dan memakai kerudung bahkan..

Bagi mereka yang menjadikan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasalam sebagai teladan adalah orang-orang yang beruntung, yang sudah memiliki pemahaman, yang diberikan hidayah taufik oleh Allah Ta'ala. Namun, bagaimana dengan orang-orang yang tidak mengenal dan meneladani Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasalam?

Adakalanya memang orang-orang tertentu memiliki teladan lokal, anak misalnya mereka meneladani orang tuanya. Bagi para remaja meneladani orang tua, guru, saudara, teman-temannya dan biasanya artis-artis berikut girlband dan boyband. Bagi anak kecil hal ini diwajarkan saya kira, karena usia mereka memang masih kecil, kita sebagai orang tua harus mengenalkan sosok Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasalam kepada mereka dan lewat kita sendiri yang meneladani beliau. Untuk para remaja juga wajar karena mereka berada dalam masa puber, mereka harus kita kembalikan ke track yang benar, tentunya tak lepas dari bimbingan orang tua dan guru berdasarkan pada agama yang baik.

Bagaimana dengan kita sebagai orang dewasa yang sudah bisa berpikir dan sudah seharusnya mengetahui agama? I was observed -mungkin saya sendiri juga begini- adakalanya orang-orang tertentu mengambil suatu tindakan atau melakukan sesuatu itu dengan melihat apa yang dilakukan oleh para tokoh publik mereka, lokal maupun internasional. Artis. Sumber rujukan yang mengenalkan kehidupan yang modern. Tivi* terlalu banyak menampilkan berita infotainment, sarat berita yang sia-sia, yang sayangnya bagi sebagian orang, adalah panduan mereka ber-laku-lampah. Bagaimana artis berpakaian, ulang taun, hajatan, sahur dan puasa, pacaran, nyanyi**, menikah, menyekolahkan anak bahkan berseteru dan berteriak-teriak, mungkin akan menjadi suatu hal yang akan digugu dan ditiru. Tidak masalah bila hal-hal yang dilakukan oleh artis ini sesuai dengan sunnah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasalam, bila si artis memahami ini ya syukur. Namun, bila sangat jauh dari tuntunan agama? Ini berbahaya sekali***.

Allah Ta'ala telah berfirman bahwa sebaik-baik suri tauladan itu adalah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasalam.

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ

وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
(QS: Al-Ahzab 21).


Jadikanlah Rasul sebagai sebaik-baik teladan dalam hidup kita.
Bagaimanakah kita dapat meneladani beliau? Pertama kita harus mengenalinya tentu. Kita harus mengetahui dan memiliki ilmu tentang beliau Shallallahu’alaihi Wasalam ini. Di Alquran terdapat banyak ayat-ayat yang menjelaskan betapa agungnya ahlak beliau Shallallahu’alaihi Wasalam. Selain menggali informasi dari Alquran tentu kita mempelajari hadits-hadits beliau. Telah banyak kitab-kitab hadits yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yang menurut saya sangat berharga sehingga patut untuk dimiliki (versi ebook pun banyak). Untuk mengenali beliau secara lengkap mulai dari kelahiran beliau hingga wafat kita dapat membaca buku sirah-sirah nabawiyah. Telah banyak juga buku-buku Sirah Nabawiyah yang dijual, kita bisa membelinya untuk keluarga. Namun mengetahui dan membacanya pun belum cukup, kita harus meneladaninya, dengan sebenar-benarnya dan semampu kita. Semoga Allah Ta'ala memberikan kita kekuatan dan petunjukNya.

Bisakah kita meneladaninya? Insya Allah, dengan petunjuk dan kehendakNya.
Wallahu a'lam.



p.s
*kenapa lebih suka menonton televisi alih-alih baca buku hadits?
**kenapa ada tayangan musik sampai jam 2 malam dan masih ada yang menonton artis-artis itu menyanyi?
***Mari kita jauhkan anak kita dari yang demikian

Wednesday, March 6, 2013

Selektif Menerima dan Menyebarkan Informasi

 
 بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Internet sudah tak bisa lepas dari kehidupan kita, duapuluhempat jam selalu online. Hal ini mengakibatkan seakan-akan kita dihujani informasi terus menerus tanpa henti. Segala jenis berita ada, yang baik, buruk, yang asli dan palsu. Berasal dari situs berita resmi sampai status di jejaring sosial. Untuk para pengguna jejaring sosial, menyebarkan informasi lewat status seakan-akan bukan menyebarkan berita (khususnya sharing situs atau page tertentu). Padahal segala jenis cerita atau keterangan mengenai suatu kejadian atau peristiwa adalah suatu berita. Bila informasi atau berita itu akurat dan bisa dipertanggungjawabkan tidak menjadi masalah. Yang menjadi masalah adalah bila berita yang disebarkan adalah palsu, dusta dan merugikan. Apalagi bila berita itu disertai dengan gambar palsu yang direkayasa untuk menakuti-nakuti umat. Na'udzubillahi min dzalik.

Panduan untuk umat Islam mengenai warta-berita ini sudah ada jauh-jauh hari sebelum internet lahir, 1400 tahun yang lalu, wahyu dari Allah Azza Wa Jalla termaktub pada surat Al-Hujurat ayat 6.

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِن جَآءَكُمۡ فَاسِقُۢ بِنَبَإٍ۬ فَتَبَيَّنُوٓاْ أَن تُصِيبُواْ قَوۡمَۢا بِجَهَـٰلَةٍ۬ 
فَتُصۡبِحُواْ عَلَىٰ مَا فَعَلۡتُمۡ نَـٰدِمِ

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.
(QS Al-Hujurat:6)


Kisah yang melatarbelakangi turunnya ayat ini:
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam mengutus Al Walid bin Uqbah bin Abi Muith untuk mengumpulkan zakat ke kampung Bani Mustholiq. Ketika akan sampai, Al Walid mendengar kabar bahwa penduduk Bani Mustholiq menolak membayar zakat dan berencana membunuh Al Walid. Maka dia segera melapor pada Nabi Sallallahu Alaihi wa Sallam, lalu Nabi Sallallahu Alaihi wa Sallam mengirim utusan ke Bani Mustholiq. Ternyata tidak benar maka turunlah ayat ini. (Islamedia)

Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam mengajarkan kita untuk mengkonfirmasi, mengklarifikasi suatu berita. Sehingga tidak akan salah tindak lanjut dari berita yang tersebar. Berita yang perlu dikonfirmasikan adalah berita penting, yang berpengaruh besar terhadap nasib seseorang, yang dibawa oleh orang fasik (muslimdaily). Tentang arti fasik, para ulama menjelaskan mereka adalah orang yang berbuat dosa besar, dan berdusta adalah salah satu dosa besar.  Berdusta termasuk dosa besar dapat dibaca pada Shahih Muslim nomor hadits 126.

Oleh karena itu kita harus berhati-hati dalam menyebarkan dan menerima berita. Bila situs tertentu memuat berita yang tidak shahih lebih baik jangan dibaca (lagi-lagi dengan merekayasa gambar yang  terlihat pedih dah kejam).  Atau bila terpaksa -terbaca- dan dengan alasan tertentu kita merasa orang lain perlu mengetahuinya maka wajib bagi kita mengklarifikasi terlebih dahulu. Bila kita tidak dapat menelusuri berita tersebut sikap yang terbaik adalah diam, tidak menyebarkannya lebih lanjut, baik itu online maupun offline.


Wallahu ta‘ala a‘lam bishawab.

  

Friday, February 22, 2013

Quraisy Kebingungan dan Selayaknya Mereka Bingung

بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Seperti telah kita ketahui awal perkembangan Islam terjadi di kota Makkah. Selama tiga tahun pertama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebarkan Islam hanya kepada kalangan terdekatnya. Mulanya dakwah Islam yang secara sembunyi-sembunyi selama tiga tahun ini sudah diketahui kaum Quraisy namun mereka tidak ambil peduli. Karena mereka mengira Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamadalah orang yang peduli pada agama, yang suka berbicara tentang masalah ketuhanan dan hak-hakNya seperti yang biasa dilakukan oleh kaum mereka yang 'alim'. 

Setelah turun wahyu dari Allah Azza wa Jalla bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam harus menyebarkan dakwah dengan terang-terangan, barulah pihak Quraisy tersadar. Mulanya adalah Abu Lahab yang mengatakan bahwa apa yang dibawa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ini adalah benar-benar kabar buruk.  Seruan beliau terhadap Islam di seantero Makkah mengakibatkan kota tersebut bergejolak penuh dengan kemarahan. Mereka seakan-akan mendengar kilat menggelegar di hari yang panas. Tradisi dan kebiasaan mereka menyembah berhala dianggap hina. Keimanan yang diserukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah keimanan kepada Allah Azza wa Jalla yang Satu, meninggalkan semua sesembahan selain Allah Azza wa Jalla , iman kepada risalah yang dibawa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Hari Akhirat. Tidak ada pilihan lain untuk mereka selain ketundukan dan kepasrahan total. Dengan kata lain, keimanan itu akan melumatkan kepemimpinan dan keunggulan mereka diatas semua bangsa Arab. Mereka bangkit untuk menghadang revolusi yang datang secara mendadak ini. Tapi, apa yang bisa mereka lakukan untuk menghadang semua ini sedangkan yang membawa hal baru ini adalah orang yang sangat terpercaya diantara mereka, yang memiliki akhlak yang mulia? Yang telah mereka kenal selama empat puluh tahun dan tak pernah sekalipun melihat si Pembawa Risalah ini melakukan sesuatu pun yang menyimpang melainkan selalu berlaku lembut dan berahlak mulia?
 
Akhirnya, mereka menemui paman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Thalib. 

Mereka meminta Abu Thalib untuk menghentikan apa yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kerjakan. Ibnu Ishaq menuturkan bahwa para pemuka Quraisy mengatakan kepada Abu Thalib bahwa, "wahai Abu Thalib, sesungguhanya anak saudaramu telah mencaci maki sesembahan kami, mencela agama kami, membodohkan harapan-harapan kami dan menyesatkan nenek moyang kami. Engkau boleh mencegahnya agar tidak mengganggu kami, atau biarkan antara dia dan kami, toh engkau juga seperti kami, marilah menentangnya sehingga kita bisa mencegahnya". Namun, dengan kuasa Allah Azza wa Jalla dengan lembut Abu Thalib menolaknya dengan halus, maka mereka pun pulang dengan tangan hampa. 

Karena dakwah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap berlangsung dan seakan-akan tidak akan berhenti, maka mereka pun melakukan tindakan, langsung terjun ke lapangan. Beberapa cara-cara Quraisy menghadang dakwah Rasul adalah dengan

  • Mengejek, menghina, menertawakan dan mengolok-ngolok. Tujuannya adalah untuk menurunkan mental dan melecehkan orang-orang muslim. Ejekan mereka sekenanya, mereka menyebut beliau orang sinting dan gila.      
  وَقَالُواْ يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِى نُزِّلَ عَلَيۡهِ ٱلذِّكۡرُ إِنَّكَ لَمَجۡنُون
    "Mereka berkata, 'Hai orang yang diturunkan Alquran kepadanya, sesesungguhnya kamu benar-benar orang yang gila" (AlHijr:6) 
    Masih  banyak termaktub firman-firman Allah Swt mengenai hinaan-hinaan mereka ini diantaranya di dalam surat Shad:4, Al-Qalam:51, Al-An'am:53.
  • Menjelek-jelekan Islam, membangkitkan keragu-raguan.
وَقَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ إِنۡ هَـٰذَآ إِلَّآ إِفۡكٌ ٱفۡتَرَٮٰهُ وَأَعَانَهُ ۥ عَلَيۡهِ قَوۡمٌ ءَاخَرُونَ‌ۖ فَقَدۡ جَآءُو ظُلۡمً۬ا وَزُورً۬ا (٤) وَقَالُوٓاْ أَسَـٰطِيرُ ٱلۡأَوَّلِينَ ٱڪۡتَتَبَهَا فَهِىَ تُمۡلَىٰ عَلَيۡهِ بُڪۡرَةً۬ وَأَصِيلاً۬ (٥)
"Dan orang-orang kafir berkata: "Al Qur’an ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan oleh Muhammad, dan dia dibantu oleh kaum yang lain"; maka sesungguhnya mereka telah berbuat suatu kezaliman dan dusta yang besar. (4) Dan mereka berkata: "Dongengan-dongengan orang-orang dahulu, dimintanya supaya dituliskan, maka dibacakanlah dongengan itu kepadanya setiap pagi dan petang." (AlFurqan:4-5)
  • Melawan AlQuran dengan dongeng orang-orang dahulu
  وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَشۡتَرِى لَهۡوَ ٱلۡحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ بِغَيۡرِ عِلۡمٍ۬ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا‌ۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ لَهُمۡ عَذَابٌ۬ مُّهِينٌ۬
"Dan di antara manusia [ada] orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan [manusia] dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan."(Luqman:6)
  • Menyodorkan beberapa tawaran untuk mempertemukan Islam dan Jahiliyah di tengah jalan
وَدُّواْ لَوۡ تُدۡهِنُ فَيُدۡهِنُونَ 
"Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak lalu mereka bersikap lunak [pula kepadamu]."(Al-Qalam:9)

Orang-orang Quraisy tak henti-hentinya menghalangi berbagai cara untuk menumpas dakwah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Paparan diatas adalah reaksi-reaksi di masa-masa awal dakwah secara terang-terangan. Masih banyak tekanan dan serangan yang dilancarkan oleh kaum Quraisy, mulai dari yang halus, kasar dan terang-terangan sampai mengakibatkan pertumpahan darah. Tetapi Allah Azza wa Jalla bersama dengan RasulNya, dakwahnya dijaga, dibimbing langsung oleh Allah Azza wa Jalla hingga Islam beroleh kemenangan.  

Wallahu ta‘ala a‘lam bishawab.

Sumber: 
Syaikh Shafiyyurarrhaman Al-Mubarakfuri. Sirah Nabawiyah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2008.