Akhir-akhir ini ada dua kejadian penculikan bayi di rumah sakit yang baru saja dilahirkan, saat membaca beritanya, sediiiih banget, teriris, miris, ris ris ris, mengingat saya juga seorang ibu, rasanya saya bisa merasakan bagaimana perasaan mereka. Kasihan bayinya terpisah dari ibunya...
Satu kasus sudah terbongkar di kota Banjar, bayinya sudah ditemukan dan dikembalikan lagi ke orangtuanya, alhamdulillah. Sedangkan yang di kota Bekasi masih dalam pencarian, semoga segera ditemukan ya, semoga, mari kita berdoa, semoga bayinya segera kembali ke pelukan orangtuanya.
Nah, untuk kedepannya, kita sebagai ibu-ibu harus selalu waspada, khususnya ibu-ibu yang akan melahirkan di rumah sakit bersalin. Mungkin ini beberapa tips hasil pemikiran saya yang bisa dijadikan pertimbangan sebelum ibu-ibu semua memilih tempat untuk melahirkan.
- Pilih rumah sakit yang bonafide, pelayanannya bagus, SOP-nya bagus, keamanannya siaga, para dokter dan perawatnya berdedikasi dan berstandar internasional. Pokoknya yang track recordnya bagus deh. Kita bisa membanding-bandingkan dulu sebelum memilih tempat bersalin, jadi, dua bulan atau satu bulan sebelum brojol, ibu-ibu tour dulu. Tour kemana? ya, ke rumah bersalin. Tournya bareng suami. Tanya-tanya informasi selengkap-lengkapnya, bawa buku catatan, bila perlu rekam dan poto. Tanya dengan jelas prosedurnya bila bumil mau melahirkan: perkara registrasi, ruangan bersalin, ruangan perawatan untuk ibu dan bayi, jadwal bayi ketika dibawa perawat (untuk dimandikan atau mendapatkan serangkaian tes) dan juga prosedur pulang (penandatanganan berita acara penyerahan bayi kepada orang tua). Jadi, ibu-ibu semua harus gambar tuh peta-nya rumah sakit mulai dari ruangan pra-delivery, kamar bersalin, toilet, kamar perawatan, kamar bayi, ruangan perawat, ruangan dokter, semuanya catet. Nah, setelah survey begitu, pilih mana rumah sakit yang paling bagus. Jangan sayang uang, lebih baik kita keluarkan lebih untuk mendapatkan pelayanan yang baik. Insya Allah pasti Allah SWT sudah menyiapkan rejeki.
- Saat melahirkan dampingi oleh keluarga besar: suami, ibu, bapak, mertua, adik, kakak, tante, ua. Semakin banyak semakin bagus, jangan pernah meninggalkan ibu dan bayi sendirian!
- Suami harus tahu kru yang bertugas pada saat sang istri melahirkan. Ada dokter, perawat, pembantu orang sakit (POS) yang biasanya bertugas memandikan ibu, pengantar makanan, office boy/girl yang selalu masuk ruangan untuk nyapu/ngepel dan bawa cucian kotor, semuanya beda-beda seragamnya. Yang mempunyai kewenangan membawa bayi hanya perawat, jadi waspada dengan mereka yang tidak familiar wajahnya mengenakan seragam putih. Perawat yang berjaga di rumah bersalin tidak akan banyak, tidak akan ratusan atau puluhan teuing. Kenali orang per orangnya, kenali wajah dan nama mereka, setiap shift pasti berbeda, jadi suami harus nekat untuk sok deket dengan mereka. Bila perlu suami memberikan kue-kue untuk disimpan dikantor perawat sehingga suami akan segera dengan mudah dikenali oleh mereka. Jadi, bila ada perawat gadungan, suami dapat mengenalinya, langsung digelandang ke kantor perawat. Bila ada selain perawat yang mau mengambil bayi dengan alasan ini-itu, langsung tolak. Oia, dan suami juga harus berkenalan dengan satpam tentunya.
- Pilih rumah sakit yang menerapkan jam besuk yang teratur (seminimal mungkin jam besuk) dan sistem satu pintu. Di RS Borromeus tempat saya melahirkan dulu menerapkan satu pintu, orang yang masuk dan keluar akan ketahuan dengan jelas, pintunya selalu tertutup dan dijaga dengan ketat oleh satpam. Bayi yang akan dibawa pulang, keluar dari pintu khusus dan berbeda. Jadi, bila ada yang membawa bayi dari pintu besuk, dapat segera ditangkap untuk diinterogasi.
- Pilih rumah sakit yang memiliki CCTV
- Suami harus mendampingi bayi setelah dilahirkan saat bayi dimandikan, dites APGAR, dan diidentifikasi. Sang ayah harus mendampingi bayi sampai bayi kembali lagi ke pelukan sang ibu. Selama ayah dan bayi tidak ada, keluarga yang lain harus mendampingi sang istri.
- Ibu dan bayi jangan dipisahkan, tidurnya barengan dikamar perawatan. Di kamar perawatan mereka harus selalu bersama dan didampingi oleh suami dan minimal oleh satu orang yang lain. Sehingga bila suami ada perlu, tetap ada keluarga yang mendampingi.
- Pada saat bayi dimandikan oleh perawat setiap pagi dan sore, kenali perawatnya, dan suami ikut serta.
- Bila ibu mau ke kamar mandi, titipkan bayi kepada suami, atau titipkan kepada keluarga (anggota keluarga yang sudah berpengalaman dalam mengurus bayi, bukan anak-anak ya) dan jangan berikan bayi kepada siapa pun.
- Bila ada perawat yang mau mengambil bayi untuk tes ini-itu atau imunisasi, jangan serta merta memberikan bayi, suami harus mengajak perawat tersebut ke kantor perawat dan meminta klarifikasi disana.
- Sebagai perbekalan persalinan, bekali ibu dan bapak dengan pengetahun sebanyak-banyaknya mengenai persalinan, treatment pasca persalinan untuk bayi dan ibu, pokonya banyak baca sehingga tidak DITIPU.
- Jangan percaya kepada siapapun.
- Akhirnya berdoa-berdoa dan berdoa, memohon kepada Allah SWT perlindungan dan keselamatan.
Dan, mereka -para penculik dan para sindikatnya- itu segera tersadar untuk bertaubat.
Aamiin.
No comments:
Post a Comment