Rosalind Franklin lahir di London 25 Juli 1920, meninggal di kota yang sama pada 16 April 1958. Salah satu ilmuwan wanita yang disegani dan penuh kontroversi. Bagi para mahasiswa yang mengambil mata kuliah Kimia Organik dan Biokimia, pasti sudah tidak asing lagi dengannya. Dialah ilmuwan kunci dalam penelitian dan penemuan struktur DNA (asam deoksiribonukleat) yang kita kenal sekarang ini. Sejarah penemuan yang penuh dengan kompetisi dan intrik, seperti diceritakan pada buku The Double Helix karangan James Watson dan Rosalind Franklin and DNA karangan Anne Sayre (saya akan mencari versi e-Booknya bila ada).
Franklin* termasuk salah satu wanita yang berani mengambil pendidikan tinggi pada masa itu. Mengingat ayahnya tidak terlalu paham akan persamaan gender, sehingga Franklin disarankan menjadi pekerja sosial. Kekangan inilah yang menurut saya memicu Franklin berusaha menonjol dalam pendidikannya. Franklin ingin menunjukkan eksistensinya sebagai wanita yang diakui di kalangan akademis Eropa. Karirnya selepas kuliah menanjak dan cemerlang.
Awal ketertarikan Franklin terhadap struktur dimulai saat dia bekerja memperdalam teknik difraksi X-ray di Paris. Setelah tiga tahun dia kembali ke London dan bekerja di tempat dimana dia berkenalan dengan DNA yaitu di Laboratorium John Randall di King College, London. Awalnya, Franklin tidak terlalu menikmati bekerja dengan DNA. Saat Randall memberinya tanggung jawab untuk meneliti DNA, baik Franklin maupun Maurice Wilkins (partnernya) tak seorang pun yang mengerjakannya. Wilkins pergi saat itu dan dia merasa seolah-olah Franklin adalah asistennya. Dari sinilah konflik itu dimulai. Andai saja, Wilkins mau bekerjasama dengan Franklin, kemungkinan nama penemu yang tertulis pada buku-buku Kimia Organik adalah Rosalind Franklin dan Maurice Wilkins bukan Watson dan Crick.
Minat dan keseriusan Franklin terhadap DNA berkembang, menggunakan ilmu yang dia pelajari selama di Paris yaitu teknik difraksi X-Ray, Franklin membuat foto X-Ray DNA. Dari sinilah kita semua tahu bahwa struktur DNA adalah double-helix (yeah, sangat sulit sekali bila kita harus menggambarnya). Foto buatan Franklin ini dengan segaja dikirimkan oleh Wilkins kepada James Watson dan Francis Crick di Universitas Cambridge. Setelah melihat foto-foto itulah Watson dan Crick melengkapi karya dan mempublikasikannya di jurnal internasional Nature. Walaupun, memang setelah itu karya Franklin juga dimuat di jurnal yang sama sebagai artikel pendukung, tetapi -tetap saja- penghargaan buat Franklin saat itu dirasa sangat kurang. Wilkins, Watson dan Crick mendapatkan penghargaan Nobel pada tahun 1962, empat tahun setelah Franklin meninggal pada usia 37 karena kanker rahim.
*She's chic, pretty, very smart, noble lady, Watson call her Rossy (clearly that he jealous of her)
Sumber:
http://en.wikipedia.org/wiki/Rosalind_Franklin
i like the signature.. it's a good post and luckilly i've found one of the book you would like to read..
ReplyDeleteowwhhh.. thank you, thats very sweet of you ;)
ReplyDelete