Istilah 'nangis bombay' mungkin meledak pada kisaran tahun 90-an (saya kurang tahu apakah pada era 60-an, nenek moyang kita sudah menggunakan istilah tersebut) sejak film-film India datang menyerbu Indonesia. Bukan filmnya yang akan saya bahas (big no), nangisnya ini yang akan sedikit saya singgung. Tidak sembarang memang, orang yang pertama kali mengenalkan istilah 'nangis bombay' dia pasti mendefinisikannya sebagai tangisan yang penuh dengan banjir air mata (mungkin kadang dihiperbola dengan istilah sesenggukan menyayat hati). Sang Pelopor pasti sudah mengetahui seluk beluk ilmiah kenapa bawang bombay berkaitan erat dengan tangisan. Saya yakin pelopor -tokoh sejarah ini- yang mengenalkan istilah nangis bombay adalah orang Kimia (walaupun saya akui istilah tersebut sangat lame-phrases).
Bawang.
Ya, bawang menyebabkan mata perih, hidung meler dan tangisan. Tetapi, masakan tanpa bawang akan menimbulkan
catasthrophe (bukan begitu Chef?). Menurut
Asosiasi Bawang Nasional AS (ya, badan ini eksis dan ada) asal muasal bawang berasal dari Asia Tengah dan telah tumbuh sekitar 5000 tahun lamanya. Termasuk biji-bijian yang sudah sangat lama dibudidayakan sehingga bawang ini dapat tumbuh di berbagai kontur tanah dan berbagai iklim, mudah untuk disimpan dan tidak cepat rusak dibanding dengan sayuran lain. Warna bawang yaitu merah, putih dan kuning menunjukkan tingkat kemanisan dan rasanya. Selain penambah tekstur rasa dalam masakan, bawang menjadi sangat bernilai karena kandungan senyawa kimia didalamnya. Bawang kaya akan Quercetin, salah satu senyawa flavonoid yang berpotensi besar sebagai anti-oksidan; sumber vitamin C; B5; Kalium; Serat; Asam Folat; kandungan Natrium yang rendah dan bebas Kolesterol. Ya, untuk menikmati semua keuntungan tersebut, kita harus membayarnya dengan tangisan*.
Tangisan.
Penjelasan ilmiahnya kenapa kita menangis saat memotong bawang adalah kira-kira seperti ini. Minyak akan dihasilkan bawang jika anda memotongnya. Minyak tersebut mengandung senyawa 1-propenyl-L-Cysteine sulfoxide (ingat asam amino Sistein mempunyai rantai yang mengandung Sulfur) yang akan bereaksi dengan enzim membentuk gas belerang yang mengandung senyawa propanethiol-S-oxide
(lachrymatory factor). Uap belerang tersebut bereaksi dengan air yang terdapat dalam mata kita membentuk asam sulfat, asam sulfat ini lah yang menyebabkan sensasi perih pada mata. Jaringan syaraf pada mata anda sangat sensitif dan otak menerjemahkan peristiwa ini sebagai suatu tanda iritasi yang berbahaya. Sehingga otak memerintahkan kelenjar air mata untuk mengeluarkan cairan dengan maksud untuk mengencerkan asam tersebut**. Jadi, secara tidak sadar anda menangis untuk melindungi mata anda sendiri (what a smart brain, heh? Brain is a real Chemist).
Berikut ini adalah tahapan reaksinya (klik untuk memperjelas):
Untuk menghindari tangisan, ada tindakan preventif yang bisa dilakukan saat pemotongan, diantaranya adalah:
- memotong bawang di dalam air (gas belerang akan terlarut dalam air sebelum mencapai mata)
- bawang disimpan di dalam freezer selama 10 menit (suhu rendah akan akan memperlambat reaksi kimia)
- memanaskan bawang sebelum dipotong (suhu panas akan mendenaturasi enzim)
- menyimpan benda dalam mulut seperti sendok atau roti (bernafas dengan mulut memungkinkan gas tidak mencapai mata) ***
- menjauhkan kepala dari bawang (jika anda mendapatkan sudut yang pas untuk melihat pisau anda)
- memakai kaca mata pengaman (jelas)
- menyuruh orang lain melakukannya (sangat jelas).
Tapi, apakah mungkin jika kita menghilangkan lachrymatory factor akan menghilangkan air mata? Jawabannya, ya benar, kita bisa memotong bawang tanpa menangis. Sebuah makalah yang diterbitkan oleh Jurnal Nature menjelaskan bahwa sebuah bawang akan memproduksi lachrymatory factor jika tiga komponen ini tersedia: propanethiol-S-oxide, alliinase (enzim yang bertanggung jawab untuk rasa "bawang") dan enzim LFS (lachrymatory factor synthase). Para peneliti menemukan bahwa jika LFS ini dihilangkan, reaksi saat pemotongan tidak akan menghasilkan lachrymatory factor. Oleh karena itu, kemungkinan bawang rekayasa genetika masa depan adalah varietas unggul dengan LFS non-aktif, rasa sama serta beberapa keuntungan menyehatkan yang akan kita peroleh dengan memotongnya tanpa air mata. Malah mungkin nanti dengan senyuman****.
Sumber:
http://www.chm.bris.ac.uk/motm/pso/psoc.htm
http://chemistry.about.com/od/chemistryfaqs/f/onionscry.htm?rd=1
http://www.silviamar.com/Documents/onion.htm
http://en.wikipedia.org/wiki/Syn-propanethial-S-oxide
**mata manusia biasa saja tidak kuat terhadap asam apalagi vampir :D
***saya masih belum paham dengan mekanismenya..
****or maybe with another tears, tears of joy! hehe..